Monday, 17 March 2014

Gosoku Ryu

Gosoku - ryu ( ? ) Adalah gaya Karate yang didirikan oleh Takayuki Kubota. Gosoku singkatan keras dan cepat  yang menunjukkan kombinasi teknik baik dari cepat dan dinamis gaya Shotokan serta dari gaya Goju - ryu kekuatan - terfokus.

Dalam arti harfiahnya ' Gosoku - Ryu ', ' Go ' berarti kekuatan ' Soku '
berarti  kecepatan, ' Ryu ' gaya , secara harfiah diterjemahkan sebagai gaya karate dengan kekuatan besar dan penuh kecepatan. Fitur unik yang memiliki perpaduan sempurna dari 'kekuatan' dari Shotokan karate dengan kecepatan Goju -Ryu membuat gaya yang sangat kuat dari seni bela diri .

Gosoku - Ryu ditandai dengan gerakan tangan yang cepat melingkar dan gerak kaki yang cepat. Pertahanan Gosoku - Ryu adalah gerakan melingkar mengalir menggunakan kedua tangan pada saat yang sama. Banyak gerak kaki menggabungkan switching dari posisi kaki dan pinggul  sehingga tubuh
berputar dan memanfaatkan kekuatan dari seluruh tubuh dalam melakukan gerakan . Dengan demikian membuat suatu gaya yang ' unik '

SEJARAH

Takayuki Kubota lahir sekitar tahun 1930 di Kumamoto, Jepang. Sejak usia 4 tahun sudah diberi dasar-dasar teknik judo oleh Denjiro Kubota, ayah kandungnya yang merupakan seorang praktisi kendo, jiujitsu, dan judo yang ternama di daerahnya. Setahun kemudian, Takayuki Kubota belajar Tote Okinawa dari sensei Tokunaga dan sensei Tarada, dua orang tentara yang bermukim di Kumamoto.

Pelajarannya sangat klasik, hanya memukul (tsuki) dan tendangan (geri). Tidak diajarkan kata atau rangkaian jurus. Walaupun klasik, Takayuki Kubota sangat patuh dan rajin. Ia dilatih sangat keras setiap hari selama dua tahun, hasilnya adalah kuda-kuda dan otot-otot Takayuki Kubota menjadi sangat kuat. Pada waktu luang di rumahpun ia terus berlatih hingga ibunya sangat khawatir akan kesehatan anaknya. Meningkat usia sepuluh tahun, Takayuki Kubota sudah mahir dalam olah nafas dan meditas yang memperkuat tubuhnya. Sering ia pergi tengah malam menuju hutan atau pegunungan untuk melakukan meditasi hingga keesokan harinya.

Pada akhir Perang Dunia II, sekitar tahun 1943, Takayuki Kubota mengikuti pendidikan militer kerajaan untuk menjadi prajurit pembela negara dari serbuan musuh yang akan menduduki Jepang. Musuh tersebut adalah tentara Amerika. Ia dilatih khusus teknik pertarungan untuk membunuh musuh dalam waktu singkat, dengan karate.

Tangannya memegang pemberat dari batu cadas tajam dan besar sambil memukul ribuan kali setiap hari. Begitu juga dengan tendangan yang dilakukan sangat terarah dengan bantuan makiwara atau alat lain. Selama tiga tahun Takayuki bersama-sama dengan ratusan pemuda lain dilatih untuk menjadi pasukan komando yang sangat berbahaya. Tangannya menjadi keras seperti baja yang mampu menebas tentara sekutu dalam hitunga detik. Namun sejarah menentukan lain, Jepang menyerah pada tahun 1945 dan Takayuki tidak usah menggunakan tangan mautnya untuk membunuh.

Seusai perang, Jepang mengalami depresi hebat. Program pendidikan prajurit perkasa di Kumamoto otomatis bubar. Takayuki Kubota kemudian pindah ke Tokyo untuk bergabung dengan karateka dari kota lain. Namun di ibukota Jepang tersebut kelaparan dan kekacauan sosial sedang terjadi dengan hebat. Jangankan mendapat pekerjaan, untuk mendapat jatah ransum roti atau gandum saja ia harus antri dari subuh.

Selama berbulan-bulan kesulitan itu harus dipikul Takayuki Kubota dan mayoritas penduduk Jepang lainnya. Namun, nasib baik mempertemukan Takayuki dengan kawan lamanya sewaktu bersama-sama berlatih karate di Kumamoto. Orang itu adalah Karino, yang menjabat sebagai detektif polisi Tokyo. Karena sudah mengetahui ketangguhan dan keahlian Takayuki Kubota, Karino merekrut sahabatnya tersebut untuk mengajarkan karate kepada seluruh jajaran kepolisian yang ia pimpin. Walaupun saat itu Kubota baru berusia 19 tahun, namun kesungguhannya dalam mengajar memberikan wibawa tersendiri. Bersamaan dengan padatnya acara mengajar di kepolisian, dan atas dorongan detektif Karino maka dibukalah dojo pertama Takayuki Kubota.
Selain menjadi sensei karate, Takayuki Kubota kemudian ditugasi sebagai detektif kepolisian Tokyo. Seringkali ia harus bertarung melawan para gangster dan pelanggar hukum ketika melakukan tugas-tugas penyamaran. Satu teknik yang membuat Takayuki terkenal di Tokyo adalah keahliannya menangkap dan menjepit kuat-kuat bilah pisau atau pedang pendek lawan, dan mampu menundukkan todongan pistol oleh kecepatannya.

Walaupun semua lawannya dapat dikalahkan, tidak urung Takayuki Kubota beberapa kali terkena sabetan samurai atau tusukan senjata tajam lainnya. Dari pengalamannya mengajar, praktek di satuan tugas kepolisian ilmu karate yang diterapkan, dan dikuasai Takayuko Kubota kemudian dinamakan aliran Gosoku, yaitu cepat dan keras.

Pada tahun 1958, Takayuki Kubota merantau ke California, Amerika Serikat. Di tempat tujuan, Kubota yang mengantongi keahlian mengajar pasukan kepolisian langsung menawarkan diri untuk mengajar karate di beberapa pangkalan militer dan kepolisian. Oleh karena keahliannya sangat tinggi, dalam waktu singkat ia sudah mempunyai jadwal mengajar tetap di beberapa tempat.

Tahun 1964, Kubota datang ke Amerika Serikat. Kubota mampu mengumpulkan beberapa pria muda berbakat untuk menciptakan inti dari cabang AS. Di bawah bimbingan Kubota itu, I.K.A. yang telah mendapat pengakuan luas di dunia seni bela diri. Anggota organisasi telah memenangkan gelar juara nasional, termasuk negara bagian California, kejuaraan dunia. The International Association Karate telah menyebar keseluruh dunia dengan kantor pusat berlokasi di Glendale, California.

FILOSOPHY
Pengetahuan yang luas dan mendalam Grand Master Takayuki Kubota tentang seni bela diri dan pengalaman belajar dari tangan pertama dengan kelompok-kelompok dan individu yang berbeda, dan mengajarkan kepada  mulai dari anak-anak muda, lembaga penegak hukum dan lain sebagainya, mendorongnya untuk lebih menyempurnakan dan memodernisasi karate - do alirannya serta untuk memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik.

Pengalamannya sendiri dengan pelatihan pertahanan diri dari karate telah membuatnya benar-benar tertarik dalam mengembangkan karate di semua tingkatan. terutama berkaitan dengan metode mengajar anak-anak dan orang muda. Dia amat prihatin dengan promosi dan masa depan karate, khususnya di luar Jepang.

Dengan keprihatinan ini dan ide-ide yang cemerlang, ia berangkat untuk menciptakan Gosoku – Ryu karate  dengan gaya keras- cepat. Guru Takayuki Kubota butuh beberapa tahun melakukan penelitian lebih lanjut dan perbaikan sampai menjadi sistem yang paling praktis dan serbaguna dari karate yang dipraktekkan di mana saja di dunia ini.

Pada tahun 1989 , Grand Master Kubota dianugerahkan gelar Soke, yaitu , pencipta gaya baru , unik dan diakui secara internasional
dalam bidang seni beladiri karate .

Soke adalah instruktur terkenal di dunia dari gaya Shotokan karate, namun menolak untuk membahas atau membandingkan manfaat relatif dari gaya Gosoku - Ryu dengan metode lain dari praktek Karate. Ketika dihadapkan dengan pertanyaan,
apakah Gosoku Ryu lebih unggul ? " , Ia dengan rendah hati menjawab, " Karate adalah karate ! " Mungkin ia ingin menyiratkan bahwa semakin lama Anda berlatih karate , semakin Anda akan mengenali kesamaan antara berbagai gaya daripada perbedaan. Soke adalah orang yang sangat sederhana dan rendah hati. Perasaan yang tulus dari kerendahan hati dan rasa hormat yang tulus untuk tradisi yang acknowleged oleh semua orang yang mengenalnya .

Tidak diragukan lagi Gosoku - Ryu Karate adalah salah satu gaya yang paling kuat dan praktis
dari karate -do yang dikenal manusia . Efektivitasnya tidak hanya fungsi dari teknik pertempuran, tetapi juga metode-metode yang mereka diajarkan dan diterapkan di IKA dan dojo afiliasinya.
Menjadi guru besar dan pendidik, Soke sangat menyadari kekurangan dari metode yang lebih tua dari pengajaran dan pelatihan yang masih dilakukan pada saat itu. Soke langsung tahu bahwa metode tradisional pelatihan harus direvisi untuk memenuhi kedua tuntutan metode baru karate -do, serta gaya hidup murid-muridnya. Dia telah membayangkan bahwa mayoritas murid-muridnya
adalah anak-anak, mahasiswa dan orang yang bekerja dengan waktu luang yang terbatas  untuk berlatih karate dan kegiatan yang terkait . Untuk menjamin efisiensi pelatihan tanpa mengorbankan kemampuan teknis ia menciptakan langkah tertentu demi langkah metode pelatihan dan latihan praktek yang kompatibel dengan tuntutan fisik dari sistem Gosoku - Ryu dan keterbatasan murid-muridnya.

Kihon kata misalnya pada umumnya dan kata Kihon - Sonota khususnya adalah beberapa cara yang dirancang untuk melaksanakan ide-ide mengajar di lingkungan dojo . Meskipun Gosoku - Ryu karate mencakup luasnya tekhnik karate, filosofi pengajaran menekankan bahwa itu adalah kualitas teknik yang lebih penting daripada kuantitas.

TEKHNIK
Perbedaan utama dari gaya lain Gosoku - ryu ada yang menganggap mirip dengan Shotokan Karate, tetapi Ini berbeda dari Shotokan dalam hal ini menggabungkan gerakan daya linear dari Shotokan dengan kecepatan dan gerakan melingkar lembut dari Goju Ryu.

Ciri khusus pada aliran ini terletak pada sikap awal. Kedua tangan dibuka dengan tujuan secepat mungkin menepis, menangkap, mencengkeram, atau menampar setiap serangan. Kubota merancang posisi ini agar mudah menangkap sambil menjepit dengan siku dalam.

Gerakan karate gosoku-ryu yang diperagakan Takayuki Kubota seperti umumnya karate tradisional. Tetapi kedua telapak tangannya dibuka dan ketika ada serangan datang langsung ditepis. Kemudian begitu daerah lawan terbuka sedikit saja terbuka langsung dihujani pukulan dan tendangan yang super cepat dan keras. Setelah itu menangkap pukulan atau menjepit tendangan lawan. Bisa juga lawan dipukul dulu bagian lemah ( sendi lutut, siku), setelah itu dipiting. Kalau serangan kita masih belum cukup, lawan boleh dijatuhkan ke bawah, dan dikunci.
Jika lawan melancarkan serangan tendangan ke arah kepala, karateka gosoku-ryu segera menampar dan menepis tendangan tadi dengan telapak tangannya. Selanjutnya, tendangan tersebut ditangkap lalu dijepit oleh lengan dengan kekuatan yang sangat besar. Karena lawan membuka pertahanannya maka segera lancarkan serangan ke titik lemah. Ketika lawan limbung, segera hempaskan ke lantai dan selesaikan sesuai keperluan yaitu tidak beisa bergerak, pingsan, atau bahkan tewas.

Peran ki (pernafasn) sangat diutamakan dalam pertahanan gosoku-ryu. Tenaga pernafasan ini dibangkitkan dengan mengerutkan dan mengencangkan otot-otot paha, pinggang, dan mengalirkan nafas yang dipandu dengan kekuatan pikiran ke arah perut bawah. Sehingga ketika terbentur tubuh akan sekokoh batu karang. Setelah selesai melakukan pertahanan, tenaga ki tersebut dikeluarkan lagi.

Penguasaan teknik ki (pernafasan) ini sangat bermanfaat apabila kita tidak sempat menangkis serangan lawan. Begitu juga ketika hendak melancarkan pukulan, tidak perlu mengepalkan atau mengencangkan tangan. Tenaga yang keluar dibangkitkan dari putaran pinggang, momen gaya dari pengkerutan otot paha yang diperbesar dengan dorongan ki dari perut dan puntiran pinggang maka jadilah pukulan yang keluar seperti lontaran peluru yang sangat keras.

Setelah menguasai teknik pertahanan dengan ki, selanjutnya adalah penguasaan teknik serangan balasan yang cepat dan keras. Aliran Kubota mengajarkan untuk menepis setiap pukulan atau tendangan yang datang karena gerakan itu paling singkat dilakukan dan kekokohan kuda-kuda hampir tidak berubah. Jadi,akan mudah jika melancarkan serangan berikutnya. Selain itu, karena tepisan yang dilakukan begitu cepat, kurang dari setengah detik sebelum lawan membangun pertahanannya.

SENJATA KOBUDO

  • Tonfa – Washi no kata, Juji no uke.
  • Jō – Keibo jitsu, Ken shin ryū.
  • Tsue - Tsue ichi no kata, ni no kata, san no kata, yon no kata, go no kata, roku no kata, Mawashi no kata.
  • Katana – Sankaku giri, Atemi no kata, Kubo giri, Gyaku giri, Iaido ichi no kata, ni no kata, san no kata, Toshin.
  • Bokken – Ken no Michi, Ken no Mai

No comments:

Post a Comment